Pocong TULALIT
Judul : Saat Niena Harus menerima Kenyataan
(Lanjutan Dari KIM EUN HO cowok masa lalu Niena)
Niena asik
duduk di tengah rinai hujan. Sambil berteduh di bawah tuxedo Eun Ho yang
sengaja di bentangkan di atas kepala Niena. Eun Ho menatap Niena dengan tatapan
hangat. Ada sejuta rindu terpendam dari balik sorot mata Eun Ho. Akh! Niena
kembali galau. Kenapa Eun Ho belum juga sadar. Kalau mereka berbeda. Eun Ho
bukan mahluk dari kalangan K-World. Dia adalah Gwishin atau orang menyebutnya
dengan arwah gentayangan. Gwishin belum pergi ke alam baka kalau belum berhasil
menyelesaikan tujuannya. Dan tujuan Eun Ho cuma satu mengembara dari dunia satu
ke dunia lainnya mencari Jin Yi kekasihnya yang dia tinggalkan.
“Jin Yi!”
guman Eun Ho pelan.
“Gue bukan Jin
Yi!” bantah Niena cepat.
“Aku yakin
kalau kamu Jin Yi”
“Bukan Eun Ho,
gue bukan Jin Yi” Bantah Niena berulang
kali. Namun Eun Ho tetap ngotot dan tetap yakin kalau Niena adalah reinkarnasi
dari Jin Yi. Seorang Gisaeng yang sangat termashur di jaman Dinasty Joseon dia
abad 16. Niena kembali jadi bete’ tuh cowok keras kepala banget yah. Dah
dibilangin kalo Niena nggak kenal Jin Yi. Namun nama panggilan itu pernah
melekat dan akrab di pendengarannya. Seakan mengalami dejavu, Niena merasakan
nama itu pernah melekat dalam dirinya. Eun Ho buru-buru membuka kaos penutup
badannya. Menyodorkan lengan kirinya ke hadapan Niena. Tattoo sepasang naga
cantik melingkar di lengannya. Salah satu tattoo naga itu tiba-tiba bergerak
dan hups! Naga itu melompat ke arah
Niena dan menghilang. Buru-buru Eun Ho membuka kain penutup badan Niena. Plak!
Sebuah tamparan keras tangan Niena mendarat ke wajah Eun Ho yang putih bening.
“Jangan kurang
ajar yah! Loe tuh ternyata sama aja dengan semua cowo. Semuanya bejat” Niena
kelihatan sangat kecewa dengan kelakuan Eun Ho yang keterlaluan.
“Maafkan aku
Niena” Eun Ho buru-buru merangkul tangan Niena erat. Menciuminya dengan penuh
penyesalan. Niena tak kuasa untuk berontak.
“Jika kamu
benar Jin Yi, Tattoo Naga itu akan melekat di lengan kiri mu” Eun Ho membalikkan
tubuhnya. Buru-buru Niena membuka kain pembukus tubuhnya. Dan matanya
terbelalak menatap Tatto Naga itu telah menempel di lengan kirinya.
“ Jangan coba
pengaruhi gue dengan sulapmu Eun!”
“Jangan bikin
gue makin galau!”
“Ini takdir
Niena. Naga itu akan terus menempel di kulitmu”
“Karena kamu
adalah tujuan akhir dari pengembaraan naga itu”
“Tatto yang
aku buat ratusan tahun hanya untuk kamu, dan para dewata merestuinya”
Niena
tertunduk lemas bersimpuh di kaki Eun Ho. Air matanya berderai. Lama dia
menyesali semua yang telah terjadi. Pertemuannya dengan Eun Ho yang akhirnya
membuatnya semakin tak menentu. Perlahan Eun Ho meraih tangan Niena.
“Aku memang
gwishin, dan kamu seorang pocong. Namun sebelum kamu reinkarnasi menjadi Niena,
kamu dulunya adalah Jin Yi seorang Gisaeng”
“Takdir
jugalah yang menentukan kalau kita akan menjadi
sepasang kekasih untuk selamanya” Eun Ho segera mengcup kening Niena dengan
hangat. Niena tak kuasa untuk berontak. Kali ini perasaannya kian nyaman. Meski
angin terus menderu dan berhembus kencang. Namun Niena sepertinya merasa damai
di sisi Eun Ho. Niena makin merapatkan pelukannya. Membiarkan Eun Ho mengelus
rambutnya.
“Aduh Ne’
Niena benar-benar diculik” Suara Kunti Dendong tiba-tiba menyeruak di belakang
Eun Ho. Kunti Dendong nggak
abis-abisnya meremas remas kain pocong Akram sampai lecek.
Akram
segera menghampiri Niena. Cowok itu hanya bisa menatap pilu menyaksikan Niena terpejam
dalam pelukan Eun Ho. Tak terasa dua lututnya langsung lemas. Akram kecewa
berat, hatinya langsung berkeping-keping diiringi backsound Galiano yang mendayu-dayu
Mungkinkah kau tahu, bahwa cinta ku
tak kan hilang
Mungkinkah
kausadari, bahwa aku yang kau nanti
Sejauh
apapun kau melangkah pergi,
Sejauh
manapun hatimu berlabuh,
Kukan
tetap menanti, menanti kukan menanti sampai nanti
Ku
terus menanti, kan menanti sampai ku mati…
Ku
tetap menanti, akan menanti sampai kan nanti
Kunti dendong langsung
menyeka kedua matanya. Dia jadi ikutan terharu melihat kekecewaan Akram.
“Pulang yuk!”
ajak Akram tanpa ekspresi.
“Niena harus
kita bawa, sebentar lagi fajar” buru-buru Kunti Dendong menghampiri Eun Ho.
“Niena, capcus
yuk say! Dah siang” KD alias Kunti Dendong udah nggak sabaran. Niena langsung gelagapan membuka matanya. Segurat
kebahagiaan terpancar saat dia melihat kedua sahabatnya hadir. Ragu-ragu Niena
langsung memperkenalkan Eun Ho.
“Duh ne’ dah
siang. Eike gak mau jadi hantu genteyangan kaya Dia”
“Nien, pulang!
Kita semua pengen loe balik lagi ke K-World” akram berusaha membujuk. Lama
Niena terdiam.
“Iya Nien,
Eike kangen sama loe, Ngak ada gunanya deh eike jadi seleb di K-World tanpa loe !”
“Niena nggak
akan pergi!” sahut Eun Ho.
“Eh siapa loe?
Bokapnya? Enak aja yah main larang-larang. Situ oke!” sungut Akram mulai emosi.
Nyaris saja kepalan tangannya mendarat di wajah Eun Ho. Niena buru-buru melerai
mereka berdua.
“Eun Ho benar,
gue gak akan balik lagi ke K-World!” kata Neina datar bikin mata Kunti Dendong langsung
mendelik. Sama sekali mereka nggak nyangka kalau Neina sampe ngomong kaya gitu.
"Kenapa hani? kamu lebih milih hantu gentayangan ini!"
"Karena dia jadoh masa laluku"suara Niena pelan nyaris tak terdengar
"O Em Ji! Fedro loe mau kemanain? bela-belain hantu nggak jelas ini"
“Udah nggak
usah di paksa” Akram makin prustasi
“dia udah
bahagia sama orang lain” Akram langsung ngeloyor pergi. Kunti Dendong
kelabakan. Fajar sebentar lagi menyingsing. Kalau mereka nggak balik
secepatnya. Mereka akan menjadi hantu gentayangan seperti Eun Ho. Gerbang
K-World akan tutup untuk selamanya. Kunti Dendong masih terus berharap.
“Pergilah! Gue gak papa kok! Meskipun nanti kita berpisah, namun gue akan tetap
anggap kalian adalah sahabat terbaik yang pernah gue miliki” bibir Niena kelihatan bergetar.
Cincin cahaya Fajar sudah mulai bermunculan. Akram segera menarik tubuh Kunti
Dendong yang masih saja sesenggukan.
“Gue berharap
loe bahagia disini! Selamat tinggal Niena!” ucap Akram lirih. Sepedih hati yang
dia rasakan saat ini. Terkoyak berkeping-keping. Lambat laun sebuah lingkaran
putih muncul. Akram baru saja akan melangkah masuk menyusul Kunti Dendong.
Tiba-tiba Niena mengejarnya. Dan memeluk tubuh Akram dengan linangan air mata
“Selamat
tinggal Akram! Gue gak akan lupa dengan
kebaikan loe!” genggaman tangan Niena terlepas. Lambat laun lingkaran itu makin
menyempit. Dan akhirnya hilang.
“Akrammmmmmm!”
lengkingan Niena merebak keseluruh penjuru langit. Eun Ho buru-buru memeluk
punggungnya. Menenangkan hati Niena yang saat ini begitu sedih. Selamat tinggal
K-World! Selamat tinggal kawan! Gue akan kangen sama kehangatan kalian! Niena
melambaikan tangan menatap seberkas cahaya yang lambat laun makin kecil dan
lenyap di balik awan. Eun Ho segera membawa tubuh Niena pergi.
****
Rasanya ada
yang hilang dalam diri Niena. Sebuah kehangatan, tawa canda dan gurauan dari
seorang sahabat. Niena terkenang dengan kebaikan Kunti Dendong sahabatnya.
Meskipun nyinyir, agak cerewet dan suka
menye-menye alias ngedumel tapi Kunti Dendong adalah kuntilanak terbaik yang
pernah Niena kenal. Yang selalu setia
menunggu dikala malam-malam Niena ngambek nggak mau makan. Rela pergi ke tempat
yang jauh sekalipun demi mendapatkan akar kemenyan beraroma Mocca untuk makannya Niena. Belum lagi Kunti Dendong bak
malaikat pelindungnya, akan berada disampingnya dikala Niena tengah terancam
oleh mahluk-mahluk lain yang memang kadang iseng dan jahil sama Niena. Kunti
Dendong meskipun item, bau,dekil dan jelek namun kebaikannya melebihi dari kebaikan
seorang malaikat hehehe. Kalau Kunti Dendong tahu dia pasti guling-gulingan
saking bangganya.
Tak terasa air mata Niena menetes. Semua
kehangatan itu hilang dalam sekejap. Sejak dia memutuskan untuk menjadi Gwishin
hantu gentayangan yang hidup di luar area K-World. Niena tidak bisa lagi
bertemu dengan Kunti Dendong dan si Pocu (Pocong Cupu) panggilan Akram.
“Niena kamu
menangis?” Eun Ho tiba-tiba menyentuh pundaknya dari belakang. Niena buru-buru
menyeka kedua matanya.
“Kenapa? Sedih
yah?” Eun Ho tiba-tiba merasa bersalah. Niena menggeleng pelan sambil
tersenyum, itupun senyum yang dipaksakan. Kalau Eun Ho tahu bahwa sebenarnya
Niena lebih nyaman di K-World. Eun Ho akan merasa bersalah. Di K-World sudah seperti rumah kedua baginya. Semuanya
pocong dan setan membau tanpa mengenal kasta, kedudukan dan jabatan yang sering
banget diperebutkan seperti manusia. Mahkluk halus memang lebih rendah
derajatnya dengan manusia, namun siapa sangka dibalik wajahnya yang menyeramkan
itu, mereka masih punya nurani untuk katakan tidak pada semua kebobrokan. Tapi
kadang manusia nggak mau disalahkan. Buntut-buntutnya menyalahkan setan. Karena
setan dianggap mahluk yang paling berperan penting dari semua dosa yang
dilakukan manusia. Padahal nggak semuanya benar bro! setan nggak akan
ikutcampur kalau nggak diajak, pada dasarnya manusia juga memiliki sifat yang
kadang menyerupai setan dan mulai menjadi bagian dari setan itu sendiri
hehehehe.
Eun Ho segera merangkul tangan Niena dengan
penuh kehangatan. Cowok baby face itu berusaha meyakinkan Niena dengan
senyumnya. Kalau Niena akan baik-baik saja,nggak galau dan akan kesepian lagi. Mungkin saat
ini Niena tengah beradaptasi dengan keadaannya sekarang. Beda di K-World dimana
setan-setan membaur satu sama lain dan menjadi setan-setan yang baik hati nggak
mengganggu manusia di bumi. Kalau kehidupan Niena sekarang adalah pocong perempuan yang gentayangan
kesana-kemari. Namun Eun Ho menganggap bahwa meraka adalah Gwishin atau hantu
yang baik hati, yang justru tak pernah mengganggu manusia. Meskipun mereka
gentayangan, mereka sedikitpun nggak ada niat jahat sama manusia. Bahkan Eun Ho
ingin membuktikan kalau mereka bisa hidup berdampingan dengan manusia. Tiap
hari Eun Ho terbang dari satu
gedung ke gedung yang lain. Itupun Eun
Ho akan menjadi hantu yang siap melindungi manusia jika mereka di ganggu sama
arwah-arwah lainnya.
Eun Ho hanyalah
sosok hantu yang menjadi perantara manusia dan alam ghaib. Yang bisa
berkomunikasi dengan setan-setan lainnya untuk kepentingan manusia. Tak jarang
setan-setan mengutus delegasinya untuk nego dengan Eun Ho demi tercapainya satu
tujuan damai antara manuasi dan para setan. Dulunya Eun Ho adalah shaman yang
kerap disebut mudang atau perantara dewa dengan manusia. Meskipun seharusnya
yang menjadi mudang adalah wanita namun Eun Ho punya kemampuan lebih dari
sekedar mudang. Karena dia adalah ruh yang gentayangan ratusan tahun lamanya.
Kemampuan Eun Ho juga adalah bisa masuk ke dimensi lain seperti K-World dan
bisa nampak seperti layaknya manusia biasa.
Eun Ho kembali
harus meyakinkan Niena untuk segera menjadi mudang yang menolong manusia. Eun
Ho akan menyempurnakan Niena sehingga dia bisa tampak di mata manusia dan seolah-olah
menjadi manusia sungguhan. Dia akan
kasat mata dan akirnya berbeda dengan hantu-hantu lainnya.
“Kita ke korea
sekarang!” Eun Ho menggenggam tangan Niena. Korea? Kedua alis Niena terangkat.
“Serius?” Niena belum percaya dengan kata-kata Eun Ho.
“Disana kamu
akan disempurnakan menjadi seorang mudang mahluk perantara manusia dengan dewa”
“Emang bisa
getho?” tanya Niena dengan gaya alay-nya
“Cukup
pejamkan mata dan kamu akan tiba di
Korea”
“Ciyus? Mi
apa?” Kedua mata Niena berkedip-kedip kayak lampu disko. Eun Ho segera menarik
tangan Niena. Baru beberapa detik Niena memejamkan mata tiba-tiba Eun Ho
menjentikkan jemarinya. Click! Dalam hitungan ketiga Niena segera membuka mata.
Niena sudah berada di atas atap sebuah istana cantik yang
dibangun pada tahun 1395. Istana Gyeongbok! Jerit Niena nyaris tak percaya.
Buru-buru dia melompat turun. Dengan wajah takjub Niena segera mengitari istana
sambil memegang semua barang-barang pajangan yang ada di Istana. Guci-guci
antik peninggalan Kaisar, alat-alat perang jaman dinasti Joseon yang hanya bisa
dia liat saat googling di internet. Sekarang istana cantik itu ada di hadapannya.
Eun Ho membawa Niena masuk melalui salah satu pintu Gwanghwamun yang cukup terkenal. Di depan Gwanghwamun terbentang
dengan luas Gwanghwamun Square. Di sana terdapat patung raja terkenal di Korea
yang menciptakan alfabet Korea atau Hangeul yang sekarang dipakai di Korea.
sebelum alphabet Korea diciptakan dulu Korea "meminjam" karakter
huruf cina sebagai alfabet mereka.
Di dalam Istana Gyeongbok juga terdapat taman yang di
dalamnya terdapat sebuah kolam bernama Hyangwonji dan ditengah kolam tersebut berdiri sebuah
pondok kecil khas Korea bernama Hyangwonjeong . Dan ternyata taman dan kolam
ini adalah bagian dari sebuah istana di dalam istana. Istana ini bernama
Geoncheonggung dan dibangun oleh Raja
Gojong.
Angin menderu kencang. Beberapa
lampion yang digantung di teras instana bergoyang-goyang. Tiba-tiba seorang ibu cantik menyambut mereka
dengan linangan air mata. Menghampiri Niena dan mengelus rambutnya.
“Jin Yi! Seru ibu muda itu dengan penuh haru. Eun Ho segera
mengisyaratkan Niena untuk membungkuk memberi hormat pada ruh ibu Sri Ratu.
“Dia Myeongseong ratu di istana ini” Bisik Eun Ho. Niena
hanya bisa manggut-manggut. Hyeongseong itu adalah ruh yang hanya kadang-kadang
saja menampakkan diri. Ruh Sri Ratu di istana Gyeongbok hanya sesekali saja
menampakkan diri dan tidak mau mengganggu manusia. Dia muncul hanya memberi
penghormatan pada Niena sebagai sesama mahluk halus. Myeongseong terlihat
sangat anggun dan keibuan. Saat akan meninggalkan istana Niena
melambai-lambaikan tangan pada
Myeongseong yang masih membungkuk memberi hormat. Sebuah kearifan seorang
permaisuri Raja . Eun Ho segera membawa Niena menembus awan.
Kali Ini Eun Ho membawa Niena ke Nami Island, yang memiliki
padang rumput yang luas. Di tamannya berjejer pohon chestnur, pohon Birch dan
pohon Ginko dan Maple khas korea. Niena jadi ingat kalau di Nami Island ini
adalah tempat wisata romantis bagi insan yang di mabuk cinta.
Aneka bunga berwarna kuning dan merah muda terhampar
terlihat seperti permadani di istana negeri dongeng. Niena rasannya ingin
berbaring di hamparan kembang beraneka warna itu. Angin menderu-deru menerpa
rambut Niena. Eun Ho segera merangkul tubuh Niena.
“Sebentar lagi badai, kita harus segera pergi!” Sahut Eun
Ho buru-buru mengambil posisi untuk terbang. Niena masih terkagum-kagum dengan
suasana di Nami Island namun Eun Ho sudah membawanya pergi. Berdua mereka
melesat dengan kencang dan hilang di balik awan. Tiba-tiba mereka sudah ada di
hamparan es beku di kolam renang di Grand Hyatt di kawasan Yongsam,
Hannam-Dong. Bulan desember seperti ini Kolam renang yang letaknya di luar
hotel akan menjadi arena Ice Skating Rink yang luas. Niena merasa berada di
Wonderland dengan warna-warni lampu dan bunga musim gugur beraneka warna. Eun
Ho segera menggandeng tangan Niena dan membawanya meluncur di hamparan es
seluas 910 m2. Meski mereka tak mengenakan sepatu ice skating dan pakaian
dingin, tapi mereka bisa bermain dan meluncur dengan gerakan-gerakan indah di
atas hamparan es.
“Kamu bahagia Niena?” tanya Eun Ho
tiba-tiba saat mereka duduk dibawah rinai salju yang baru saja turun.
“Terima kasih Eun Ho! Loe telah
banyak merubah hidup gue!” ucap Niena tanpa
menoleh ke arah Eun Ho yang duduk di sampingnya. Lagi-lagi Eun Ho
menggenggam tangan Niena.
“Aku nggak ingin kehilangan kamu lagi Niena!”
“Aku janji nggak akan meninggalkan kamu lagi” Tubuh Eun Ho
kemudian melesat cepat, meluncur seorang
diri sampai ke ujung kolam ice kating. Dari kejauhan Eun Ho berteriak kencang.
“Aku akan berikan semuanya padamu Niena!”
“Hatiku, jiwakuku dan seluruh surga
yang ada disiini!” Oh so sweet!
Moga-moga Eun Ho benar dengan semua sumpahnya. Niena udah cape di kecewakan.
Tiba-tiba ingatannya melayang pada Fedro. Buru-buru Niena menghapus ingatannya.
Niena nggak akan membuka kembali kepedihan yang sudah ditutup rapat. Memang
benar ketika pintu yang lain tertutup, segeralah menuju pintu yang lain yang
masih terbuka. Karena kesempatan nggak akan datang dua kali. Masuk dan ketuklah
pintu yang lain sehingga akhirnya bisa
masuk dan bahagia untuk selamanya.
Eun Ho masih berputar-putar di taman es, menari seorang
diri sambil berteriak senang. Niena langsung melambaikan tangan sambil
tersenyum. Beberapa detik kemudian Eun Ho sudah duduk kembali disamping. Niena
jadi kaget dan nyaris melompat.
“Gila, loe secepat itu berlari?” kata Niena takjub.
“Ini adalah gerakan mengejar cahaya”
“Kelak kamu bisa mempelajarinya”
Sahut Eun Ho dengan perasaan bangga.
“Serius?” kedua mata Niena berbinar.
Seterang cahaya kerlap kerlip lampu di arena Ice Kating itu.
“Pulang yuk” belum habis perkataan Eun Ho, cowok itu sudah
manrik tangan Niena, dalam hitungan detik mereka menghilang dari kursi taman
Ice Kating Rink. Hups!
Niena baru saja membuka matanya, saat ratusan Teddy Bear
berwarna putih jatuh menimpa kepalanya.
“Eun Ho! Jangan bercanda!” sahut Niena mencari-cari Eun Ho
di tumpukan Teddy Bears tersebut. Namun yang Niena lihat adalah penampakan
wanita berambut panjang dengan
mengenakan Hanbok baju tradisionil Korea, dengan darah yang menetes-netes dari
sisi mulutnya. Tak lama hantu perempuan itu nyengir dengan tawa yang sangat
menyeramkan.
“Eun Ho!” tak ada
jawaban dari Eun Ho, membuat Niena mulai kuatir. Hantu perempuan itu langsung
melompat kea rah Niena dan mencekik lehernya dengan sangat kuat.
“Jangan coba-coba rebut Eun Ho dari tangan ku!” si Hantu
perempuan itu mendorong tubuh Niena dan membantingnya jauh. Niena terpental ke
sebuah lemari yang penuh dengan Teddy Beard.
“kamu siapa?” tanya Niena berusaha melawan ketakutannya.
“Aku Choenyeo Gwishin hahahahah” perempuan berambut panjang itu tertawa dan
segera menghilang. Niena buru-buru beranjak mencari Eun Ho. Namun hantu
perempuan itu muncul lagi. Kali ini datang dengan membopong Eun Ho di bahunya.
“Plis jangan bawa dia!” teriak Niena berusaha untuk
menolong Eun Ho. Namun secepat tangan si hantu perempuan menepis Niena dan
mendorongnya hingga tubuhnya terbentur ke tembok. Niena terbatuk-batuk dengan
darah segar keluar dari mulutnya.
“Dia milikku hihihihihi!” Si hantu perempuan tertawa
terbahak-bahak. Dengan wajah yang sangat menyeramkan. Bahkan dia kini berdiri
di depan Niena dengan mata melotot. Tubuh Niena melayang. Terangkat naik ke
atas. Rambut perempuan itu segera melilit ke leher Niena dengan kencang. Niena
sampai kehabisan nafas. Wajah Niena pucat dengan nafas tersengal-sengal.
“Hihihihihihihihihih”
tiba-tiba suara cekikikan menggema bersamaan dengan tongkat kayu
melayang- laying di udara dan langsung menghempas tubuh si hantu perepuan.
Lilitan di leher Niena segera terlepas. Bersamaan dengan gerakan tangan si
hantu perempuan yang langsung menyambar tubuh Eun Ho yang terkulai lemas.
“Eun Ho! Jangan tinggalkan gue Eun Ho!” Niena tertatih
berdiri berusaha menahan tubuh si hantu perempuan. Namun Hantu itu sudah pergi
membawa tubuh Eun Ho. Niena cuma bisa nangis. Tidak!!!! jangan bawa Eun Ho pergi! Teriak Niena dengan berurai air mata.