Jumat, 07 Desember 2012







 Pocong TULALIT

Judul : Saat Niena Harus menerima Kenyataan
(Lanjutan Dari KIM EUN HO cowok masa lalu Niena)


Niena asik duduk di tengah rinai hujan. Sambil berteduh di bawah tuxedo Eun Ho yang sengaja di bentangkan di atas kepala Niena. Eun Ho menatap Niena dengan tatapan hangat. Ada sejuta rindu terpendam dari balik sorot mata Eun Ho. Akh! Niena kembali galau. Kenapa Eun Ho belum juga sadar. Kalau mereka berbeda. Eun Ho bukan mahluk dari kalangan K-World. Dia adalah Gwishin atau orang menyebutnya dengan arwah gentayangan. Gwishin belum pergi ke alam baka kalau belum berhasil menyelesaikan tujuannya. Dan tujuan Eun Ho cuma satu mengembara dari dunia satu ke dunia lainnya mencari Jin Yi kekasihnya yang dia tinggalkan.
“Jin Yi!” guman Eun Ho pelan.
“Gue bukan Jin Yi!” bantah Niena cepat.
“Aku yakin kalau kamu Jin Yi”
“Bukan Eun Ho, gue bukan Jin Yi”  Bantah Niena berulang kali. Namun Eun Ho tetap ngotot dan tetap yakin kalau Niena adalah reinkarnasi dari Jin Yi. Seorang Gisaeng yang sangat termashur di jaman Dinasty Joseon dia abad 16. Niena kembali jadi bete’ tuh cowok keras kepala banget yah. Dah dibilangin kalo Niena nggak kenal Jin Yi. Namun nama panggilan itu pernah melekat dan akrab di pendengarannya. Seakan mengalami dejavu, Niena merasakan nama itu pernah melekat dalam dirinya. Eun Ho buru-buru membuka kaos penutup badannya. Menyodorkan lengan kirinya ke hadapan Niena. Tattoo sepasang naga cantik melingkar di lengannya. Salah satu tattoo naga itu tiba-tiba bergerak dan hups! Naga itu melompat  ke arah Niena dan menghilang. Buru-buru Eun Ho membuka kain penutup badan Niena. Plak! Sebuah tamparan keras tangan Niena mendarat ke wajah Eun Ho yang putih bening.
“Jangan kurang ajar yah! Loe tuh ternyata sama aja dengan semua cowo. Semuanya bejat” Niena kelihatan sangat kecewa dengan kelakuan Eun Ho yang keterlaluan.
“Maafkan aku Niena” Eun Ho buru-buru merangkul tangan Niena erat. Menciuminya dengan penuh penyesalan. Niena tak kuasa untuk berontak.
“Jika kamu benar Jin Yi, Tattoo Naga itu akan melekat di lengan kiri mu” Eun Ho membalikkan tubuhnya. Buru-buru Niena membuka kain pembukus tubuhnya. Dan matanya terbelalak menatap Tatto Naga itu telah menempel di lengan kirinya.
“ Jangan coba pengaruhi gue dengan sulapmu Eun!”
“Jangan bikin gue makin galau!”
“Ini takdir Niena. Naga itu akan terus menempel di kulitmu”
“Karena kamu adalah tujuan akhir dari pengembaraan naga itu”
“Tatto yang aku buat ratusan tahun hanya untuk kamu, dan para dewata merestuinya”
Niena tertunduk lemas bersimpuh di kaki Eun Ho. Air matanya berderai. Lama dia menyesali semua yang telah terjadi. Pertemuannya dengan Eun Ho yang akhirnya membuatnya semakin tak menentu. Perlahan Eun Ho meraih tangan Niena.
“Aku memang gwishin, dan kamu seorang pocong. Namun sebelum kamu reinkarnasi menjadi Niena, kamu dulunya adalah Jin Yi seorang Gisaeng”
“Takdir jugalah yang menentukan kalau kita  akan menjadi sepasang kekasih untuk selamanya” Eun Ho segera mengcup kening Niena dengan hangat. Niena tak kuasa untuk berontak. Kali ini perasaannya kian nyaman. Meski angin terus menderu dan berhembus kencang. Namun Niena sepertinya merasa damai di sisi Eun Ho. Niena makin merapatkan pelukannya. Membiarkan Eun Ho mengelus rambutnya.
“Aduh Ne’ Niena benar-benar diculik” Suara Kunti Dendong tiba-tiba menyeruak di belakang Eun Ho. Kunti Dendong nggak abis-abisnya meremas remas kain pocong Akram sampai lecek.
            
 Akram segera menghampiri Niena. Cowok itu hanya bisa menatap pilu menyaksikan Niena terpejam dalam pelukan Eun Ho. Tak terasa dua lututnya langsung lemas. Akram kecewa berat, hatinya langsung berkeping-keping diiringi  backsound Galiano  yang mendayu-dayu
                    Mungkinkah kau tahu, bahwa cinta ku tak kan hilang
                        Mungkinkah kausadari, bahwa aku yang kau nanti 
Sejauh apapun kau melangkah pergi,
Sejauh manapun hatimu berlabuh,
Kukan tetap menanti, menanti kukan menanti sampai nanti
Ku terus menanti, kan menanti sampai ku mati…
Ku tetap menanti, akan menanti sampai kan nanti

Kunti dendong langsung menyeka kedua matanya. Dia jadi ikutan terharu melihat kekecewaan Akram.
“Pulang yuk!” ajak Akram tanpa ekspresi.
“Niena harus kita bawa, sebentar lagi fajar” buru-buru Kunti Dendong menghampiri Eun Ho.
“Niena, capcus yuk say! Dah siang” KD alias Kunti Dendong udah nggak sabaran. Niena langsung gelagapan membuka matanya. Segurat kebahagiaan terpancar saat dia melihat kedua sahabatnya hadir. Ragu-ragu Niena langsung memperkenalkan Eun Ho.
“Duh ne’ dah siang. Eike gak mau jadi hantu genteyangan kaya Dia”
“Nien, pulang! Kita semua pengen loe balik lagi ke K-World” akram berusaha membujuk. Lama Niena terdiam.
“Iya Nien, Eike kangen sama loe, Ngak ada gunanya deh eike jadi seleb di K-World tanpa loe !”
“Niena nggak akan pergi!” sahut Eun Ho.
“Eh siapa loe? Bokapnya? Enak aja yah main larang-larang. Situ oke!” sungut Akram mulai emosi. Nyaris saja kepalan tangannya mendarat di wajah Eun Ho. Niena buru-buru melerai mereka berdua.
“Eun Ho benar, gue gak akan balik lagi ke K-World!” kata Neina datar bikin mata Kunti Dendong langsung mendelik. Sama sekali mereka nggak nyangka kalau Neina sampe ngomong kaya gitu.
"Kenapa hani? kamu lebih milih hantu gentayangan ini!"
"Karena dia jadoh masa laluku"suara Niena pelan nyaris tak terdengar 
"O Em Ji! Fedro loe mau kemanain? bela-belain hantu nggak jelas ini"
“Udah nggak usah di paksa” Akram makin prustasi
“dia udah bahagia sama orang lain” Akram langsung ngeloyor pergi. Kunti Dendong kelabakan. Fajar sebentar lagi menyingsing. Kalau mereka nggak balik secepatnya. Mereka akan menjadi hantu gentayangan seperti Eun Ho. Gerbang K-World akan tutup untuk selamanya. Kunti Dendong masih terus berharap.
“Pergilah! Gue gak papa kok! Meskipun nanti kita berpisah, namun gue akan tetap anggap kalian adalah sahabat terbaik yang pernah  gue miliki” bibir Niena kelihatan bergetar. Cincin cahaya Fajar sudah mulai bermunculan. Akram segera menarik tubuh Kunti Dendong yang masih saja sesenggukan.
“Gue berharap loe bahagia disini! Selamat tinggal Niena!” ucap Akram lirih. Sepedih hati yang dia rasakan saat ini. Terkoyak berkeping-keping. Lambat laun sebuah lingkaran putih muncul. Akram baru saja akan melangkah masuk menyusul Kunti Dendong. Tiba-tiba Niena mengejarnya. Dan memeluk tubuh Akram dengan linangan air mata
“Selamat tinggal Akram! Gue gak akan  lupa dengan kebaikan loe!” genggaman tangan Niena terlepas. Lambat laun lingkaran itu makin menyempit. Dan akhirnya hilang.
“Akrammmmmmm!” lengkingan Niena merebak keseluruh penjuru langit. Eun Ho buru-buru memeluk punggungnya. Menenangkan hati Niena yang saat ini begitu sedih. Selamat tinggal K-World! Selamat tinggal kawan! Gue akan kangen sama kehangatan kalian! Niena melambaikan tangan menatap seberkas cahaya yang lambat laun makin kecil dan lenyap di balik awan. Eun Ho segera membawa tubuh Niena pergi.



****




Rasanya ada yang hilang dalam diri Niena. Sebuah kehangatan, tawa canda dan gurauan dari seorang sahabat. Niena terkenang dengan kebaikan Kunti Dendong sahabatnya. Meskipun nyinyir,  agak cerewet dan suka menye-menye alias ngedumel tapi Kunti Dendong adalah kuntilanak terbaik yang pernah Niena kenal. Yang selalu  setia menunggu dikala malam-malam Niena ngambek nggak mau makan. Rela pergi ke tempat yang jauh sekalipun demi mendapatkan akar kemenyan beraroma Mocca untuk  makannya Niena. Belum lagi Kunti Dendong bak malaikat pelindungnya, akan berada disampingnya dikala Niena tengah terancam oleh mahluk-mahluk lain yang memang kadang iseng dan jahil sama Niena. Kunti Dendong meskipun item, bau,dekil dan jelek namun kebaikannya melebihi dari kebaikan seorang malaikat hehehe. Kalau Kunti Dendong tahu dia pasti guling-gulingan saking bangganya.
 Tak terasa air mata Niena menetes. Semua kehangatan itu hilang dalam sekejap. Sejak dia memutuskan untuk menjadi Gwishin hantu gentayangan yang hidup di luar area K-World. Niena tidak bisa lagi bertemu dengan Kunti Dendong dan si Pocu (Pocong Cupu) panggilan Akram.
“Niena kamu menangis?” Eun Ho tiba-tiba menyentuh pundaknya dari belakang. Niena buru-buru menyeka kedua matanya.
“Kenapa? Sedih yah?” Eun Ho tiba-tiba merasa bersalah. Niena menggeleng pelan sambil tersenyum, itupun senyum yang dipaksakan. Kalau Eun Ho tahu bahwa sebenarnya Niena lebih nyaman di K-World. Eun Ho akan merasa bersalah. Di K-World  sudah seperti rumah kedua baginya. Semuanya pocong dan setan membau tanpa mengenal kasta, kedudukan dan jabatan yang sering banget diperebutkan seperti manusia. Mahkluk halus memang lebih rendah derajatnya dengan manusia, namun siapa sangka dibalik wajahnya yang menyeramkan itu, mereka masih punya nurani untuk katakan tidak pada semua kebobrokan. Tapi kadang manusia nggak mau disalahkan. Buntut-buntutnya menyalahkan setan. Karena setan dianggap mahluk yang paling berperan penting dari semua dosa yang dilakukan manusia. Padahal nggak semuanya benar bro! setan nggak akan ikutcampur kalau nggak diajak, pada dasarnya manusia juga memiliki sifat yang kadang menyerupai setan dan mulai menjadi bagian dari setan itu sendiri hehehehe.
 Eun Ho segera merangkul tangan Niena dengan penuh kehangatan. Cowok baby face itu berusaha meyakinkan Niena dengan senyumnya. Kalau Niena akan baik-baik saja,nggak  galau dan akan kesepian lagi. Mungkin saat ini Niena tengah beradaptasi dengan keadaannya sekarang. Beda di K-World dimana setan-setan membaur satu sama lain dan menjadi setan-setan yang baik hati nggak mengganggu manusia di bumi. Kalau kehidupan Niena sekarang adalah  pocong perempuan yang gentayangan kesana-kemari. Namun Eun Ho menganggap bahwa meraka adalah Gwishin atau hantu yang baik hati, yang justru tak pernah mengganggu manusia. Meskipun mereka gentayangan, mereka sedikitpun nggak ada niat jahat sama manusia. Bahkan Eun Ho ingin membuktikan kalau mereka bisa hidup berdampingan dengan manusia. Tiap hari Eun Ho  terbang dari satu gedung  ke gedung yang lain. Itupun Eun Ho akan menjadi hantu yang siap melindungi manusia jika mereka di ganggu sama arwah-arwah lainnya.
Eun Ho hanyalah sosok hantu yang menjadi perantara manusia dan alam ghaib. Yang bisa berkomunikasi dengan setan-setan lainnya untuk kepentingan manusia. Tak jarang setan-setan mengutus delegasinya untuk nego dengan Eun Ho demi tercapainya satu tujuan damai antara manuasi dan para setan. Dulunya Eun Ho adalah shaman yang kerap disebut mudang atau perantara dewa dengan manusia. Meskipun seharusnya yang menjadi mudang adalah wanita namun Eun Ho punya kemampuan lebih dari sekedar mudang. Karena dia adalah ruh yang gentayangan ratusan tahun lamanya. Kemampuan Eun Ho juga adalah bisa masuk ke dimensi lain seperti K-World dan bisa nampak seperti layaknya manusia biasa.
Eun Ho kembali harus meyakinkan Niena untuk segera menjadi mudang yang menolong manusia. Eun Ho akan menyempurnakan Niena sehingga dia bisa tampak di mata manusia dan seolah-olah menjadi  manusia sungguhan. Dia akan kasat mata dan akirnya berbeda dengan hantu-hantu lainnya.
“Kita ke korea sekarang!” Eun Ho menggenggam tangan Niena. Korea? Kedua alis Niena terangkat.
“Serius?”  Niena belum percaya dengan kata-kata Eun Ho.
“Disana kamu akan disempurnakan menjadi seorang mudang mahluk perantara manusia dengan dewa”
“Emang bisa getho?” tanya Niena dengan gaya alay-nya
“Cukup pejamkan mata dan kamu akan tiba di  Korea”
“Ciyus? Mi apa?” Kedua mata Niena berkedip-kedip kayak lampu disko. Eun Ho segera menarik tangan Niena. Baru beberapa detik Niena memejamkan mata tiba-tiba Eun Ho menjentikkan jemarinya. Click! Dalam hitungan ketiga Niena segera membuka mata.
Niena sudah berada di atas atap sebuah istana cantik yang dibangun pada tahun 1395. Istana Gyeongbok! Jerit Niena nyaris tak percaya. Buru-buru dia melompat turun. Dengan wajah takjub Niena segera mengitari istana sambil memegang semua barang-barang pajangan yang ada di Istana. Guci-guci antik peninggalan Kaisar, alat-alat perang jaman dinasti Joseon yang hanya bisa dia liat saat googling di internet. Sekarang istana cantik itu ada di hadapannya. Eun Ho membawa Niena masuk melalui salah satu pintu Gwanghwamun  yang cukup terkenal. Di depan Gwanghwamun terbentang dengan luas Gwanghwamun Square. Di sana terdapat patung raja terkenal di Korea yang menciptakan alfabet Korea atau Hangeul yang sekarang dipakai di Korea. sebelum alphabet Korea diciptakan dulu Korea "meminjam" karakter huruf cina sebagai alfabet mereka.

Di dalam Istana Gyeongbok juga terdapat taman yang di dalamnya terdapat sebuah kolam bernama Hyangwonji  dan ditengah kolam tersebut berdiri sebuah pondok kecil khas Korea bernama Hyangwonjeong . Dan ternyata taman dan kolam ini adalah bagian dari sebuah istana di dalam istana. Istana ini bernama Geoncheonggung  dan dibangun oleh Raja Gojong.

            Angin menderu kencang. Beberapa lampion yang digantung di teras instana bergoyang-goyang.  Tiba-tiba seorang ibu cantik menyambut mereka dengan linangan air mata. Menghampiri Niena dan mengelus rambutnya.

“Jin Yi! Seru ibu muda itu dengan penuh haru. Eun Ho segera mengisyaratkan Niena untuk membungkuk memberi hormat pada ruh ibu Sri Ratu.
“Dia Myeongseong ratu di istana ini” Bisik Eun Ho. Niena hanya bisa manggut-manggut. Hyeongseong itu adalah ruh yang hanya kadang-kadang saja menampakkan diri. Ruh Sri Ratu di istana Gyeongbok hanya sesekali saja menampakkan diri dan tidak mau mengganggu manusia. Dia muncul hanya memberi penghormatan pada Niena sebagai sesama mahluk halus. Myeongseong terlihat sangat anggun dan keibuan. Saat akan meninggalkan istana Niena melambai-lambaikan  tangan pada Myeongseong yang masih membungkuk memberi hormat. Sebuah kearifan seorang permaisuri Raja . Eun Ho segera membawa Niena menembus awan.

Kali Ini Eun Ho membawa Niena ke Nami Island, yang memiliki padang rumput yang luas. Di tamannya berjejer pohon chestnur, pohon Birch dan pohon Ginko dan Maple khas korea. Niena jadi ingat kalau di Nami Island ini adalah tempat wisata romantis bagi insan yang di mabuk cinta.
Aneka bunga berwarna kuning dan merah muda terhampar terlihat seperti permadani di istana negeri dongeng. Niena rasannya ingin berbaring di hamparan kembang beraneka warna itu. Angin menderu-deru menerpa rambut Niena. Eun Ho segera merangkul tubuh Niena.
“Sebentar lagi badai, kita harus segera pergi!” Sahut Eun Ho buru-buru mengambil posisi untuk terbang. Niena masih terkagum-kagum dengan suasana di Nami Island namun Eun Ho sudah membawanya pergi. Berdua mereka melesat dengan kencang dan hilang di balik awan. Tiba-tiba mereka sudah ada di hamparan es beku di kolam renang di Grand Hyatt di kawasan Yongsam, Hannam-Dong. Bulan desember seperti ini Kolam renang yang letaknya di luar hotel akan menjadi arena Ice Skating Rink yang luas. Niena merasa berada di Wonderland dengan warna-warni lampu dan bunga musim gugur beraneka warna. Eun Ho segera menggandeng tangan Niena dan membawanya meluncur di hamparan es seluas 910 m2. Meski mereka tak mengenakan sepatu ice skating dan pakaian dingin, tapi mereka bisa bermain dan meluncur dengan gerakan-gerakan indah di atas hamparan es.

            “Kamu bahagia Niena?” tanya Eun Ho tiba-tiba saat mereka duduk dibawah rinai salju yang baru saja turun.
            “Terima kasih Eun Ho! Loe telah banyak merubah hidup gue!” ucap Niena tanpa  menoleh ke arah Eun Ho yang duduk di sampingnya. Lagi-lagi Eun Ho menggenggam tangan Niena.
“Aku nggak ingin kehilangan kamu lagi Niena!”
“Aku janji nggak akan meninggalkan kamu lagi” Tubuh Eun Ho kemudian melesat cepat,  meluncur seorang diri sampai ke ujung kolam ice kating. Dari kejauhan Eun Ho berteriak kencang.
            “Aku akan berikan semuanya  padamu Niena!”
            “Hatiku, jiwakuku dan seluruh surga yang ada disiini!”  Oh so sweet! Moga-moga Eun Ho benar dengan semua sumpahnya. Niena udah cape di kecewakan. Tiba-tiba ingatannya melayang pada Fedro. Buru-buru Niena menghapus ingatannya. Niena nggak akan membuka kembali kepedihan yang sudah ditutup rapat. Memang benar ketika pintu yang lain tertutup, segeralah menuju pintu yang lain yang masih terbuka. Karena kesempatan nggak akan datang dua kali. Masuk dan ketuklah pintu yang lain sehingga akhirnya  bisa masuk dan bahagia untuk selamanya.
Eun Ho masih berputar-putar di taman es, menari seorang diri sambil berteriak senang. Niena langsung melambaikan tangan sambil tersenyum. Beberapa detik kemudian Eun Ho sudah duduk kembali disamping. Niena jadi kaget dan nyaris melompat.
            “Gila, loe  secepat itu berlari?” kata Niena takjub.
            “Ini adalah gerakan mengejar cahaya”
            “Kelak kamu bisa mempelajarinya” Sahut Eun Ho dengan perasaan bangga.
            “Serius?” kedua mata Niena berbinar. Seterang cahaya kerlap kerlip lampu di arena Ice Kating itu.
“Pulang yuk” belum habis perkataan Eun Ho, cowok itu sudah manrik tangan Niena, dalam hitungan detik mereka menghilang dari kursi taman Ice Kating Rink. Hups!
Niena baru saja membuka matanya, saat ratusan Teddy Bear berwarna putih jatuh menimpa kepalanya.
“Eun Ho! Jangan bercanda!” sahut Niena mencari-cari Eun Ho di tumpukan Teddy Bears tersebut. Namun yang Niena lihat adalah penampakan wanita  berambut panjang dengan mengenakan Hanbok baju tradisionil Korea, dengan darah yang menetes-netes dari sisi mulutnya. Tak lama hantu perempuan itu nyengir dengan tawa yang sangat menyeramkan.
“Eun Ho!”  tak ada jawaban dari Eun Ho, membuat Niena mulai kuatir. Hantu perempuan itu langsung melompat kea rah Niena dan mencekik lehernya dengan sangat kuat.
“Jangan coba-coba rebut Eun Ho dari tangan ku!” si Hantu perempuan itu mendorong tubuh Niena dan membantingnya jauh. Niena terpental ke sebuah lemari yang penuh dengan Teddy Beard.
“kamu siapa?” tanya Niena berusaha melawan ketakutannya.
“Aku Choenyeo Gwishin hahahahah”  perempuan berambut panjang itu tertawa dan segera menghilang. Niena buru-buru beranjak mencari Eun Ho. Namun hantu perempuan itu muncul lagi. Kali ini datang dengan membopong Eun Ho di bahunya.
“Plis jangan bawa dia!” teriak Niena berusaha untuk menolong Eun Ho. Namun secepat tangan si hantu perempuan menepis Niena dan mendorongnya hingga tubuhnya terbentur ke tembok. Niena terbatuk-batuk dengan darah segar keluar dari mulutnya.
“Dia milikku hihihihihi!” Si hantu perempuan tertawa terbahak-bahak. Dengan wajah yang sangat menyeramkan. Bahkan dia kini berdiri di depan Niena dengan mata melotot. Tubuh Niena melayang. Terangkat naik ke atas. Rambut perempuan itu segera melilit ke leher Niena dengan kencang. Niena sampai kehabisan nafas. Wajah Niena pucat dengan nafas tersengal-sengal.
“Hihihihihihihihihih”  tiba-tiba suara cekikikan menggema bersamaan dengan tongkat kayu melayang- laying di udara dan langsung menghempas tubuh si hantu perepuan. Lilitan di leher Niena segera terlepas. Bersamaan dengan gerakan tangan si hantu perempuan yang langsung menyambar tubuh Eun Ho yang terkulai lemas.
“Eun Ho! Jangan tinggalkan gue Eun Ho!” Niena tertatih berdiri berusaha menahan tubuh si hantu perempuan. Namun Hantu itu sudah pergi membawa tubuh Eun Ho. Niena cuma bisa nangis. Tidak!!!! jangan bawa Eun Ho pergi! Teriak Niena dengan berurai air mata.







Kamis, 06 Desember 2012

KIM EUN HO Cowo Masa Silam Niena



.

 Kim Eun Ho cowok dari  masa lalu Niena

Niena baru saja tiba di depan apartemen Vinkan saat mobil Hammer berwarna hitam milik Fedro berhenti dan parkir tepat di hadapannya. Fedro turun dengan wajah cerah ceria sambil membawa beberapa tangkai mawar merah. Mawar itu pasti untuk Vinkan,  jadi emang benar kalau Fedro ada hati sama Vinkan! Belum lagi Fedro lewat di hadapannya dengan cuek. Astaga Fedro udah nggak perduli lagi sama dirinya. Niena kontan ngamuk-ngamuk pengen ngancurin tangkai-tangkai mawar itu. Plok! Tangannya tanpa sengaja menyentuh tangkai-tangkai mawar itu sampai jatuh berhamburan ke lantai. Fedro nampak keheranan melihat tangkai-tangkai mawarnya jatuh. Namun tanpa merasa aneh Fedro buru-buru memungut tangkai mawar tersebut dan segera berlari menuju pintu lift yang hampir saja tertutup. Fedro tersenyum lega saat berhasil menjangkau  bibir lift. Di sana Niena lebih dulu hadir. Menatap Fedro dengan wajah berurai airmata. Loe udah nggak sayang  sama gue Fed! Secepat itu loe lupain gue, padahal gue baru aja seminggu pergi. Loe benar-benar tega sama gue!   batin Niena menjerit.
 Ok! Loe bisa milih cewek lain. Loe bisa jalan dengan siapa saja. Tapi jangan Vinkan. Dia tuh sahabat gue, yang udah gue anggap sodara. Kenapa Fed loe tega hancurin hubungan baik gue sama Vinkan!  Niena terus membantin di belakang Fedro. Wajah cowok itu masih cerah ceria. Sampai di lantai lima belas lift berhenti. Fedro bergegas keluar dari lift. Dibelakangnya Niena mengekor sampai tepat di kamar 1508. Kamar Vinkan!  Niena tau itu kamar Vinkan. Niena dulu sering datang dan nginap di kamar itu. Berdua mereka menganyam mimpi. Ingin jadi selebriti sperti idola-idola mereka yang kerap muncul di Teve. Namun mimpi itu tak seindah  dengan kenyataan. Masih banyak jalan berliku yang harus Niena lalui sebelum sampai di puncak popularitas. Namun mimpi itu kemudian hancur berantakan. Niena  harus melupakan semua mimpi manisnya. Karena ajal keburu datang menjemputnya. Niena harus pergi meninggalkan semua orang yang dia sayangi.
Pintu kamar 1508 terbuka. Wajah Vinkan nampak berseri dengan mata berbinar terang menyambut Fedro di depan pintu. Vinkan langsung gelayutan manja ke pundak Fedro saat tahu cowok itu  bawa bunga mawar. Di belakangnya Niena makin sakit hati. Vinkan tanpa merasa bersalah mencium kedua belah pipi Fedro. Andai saja dia nyata , andai saja Niena bukan bayangan, pasti dia sudah protes ke hadapan Vinkan. Apa yang Vinkan tunjukin ke Fedro sudah bukan hubungan pertemanan biasa.
“Hai, kucing-kucingnya Niena kok bisa ada di kamu?” Fedro langsung membungkuk menyambut Cherry, Catty dan Loe-Loe.
“Bukannya di apartemen dilarang miara binatang?”
“Iya sih…abis gimana lagi Fed, gue tuh sayang sama kucing-kucing ini”
“Kasihan kan, Niena ampe nelantarin kucing-kucing ini demi karirnya” sahut Vinkan dengan raut wajah pura-pura sedih sambil memeluk tubuh Catty.
Niena langsung tercekat mendangar kata-kata Vinkan. Sepertinya itu bukan kata-kata yang biasanya Vinkan ucapin. Vinkan yang Niena kenal bukan Vinkan yang suka menfitnah dan menghasut orang lain. Dan kini Niena baru tahu seperti apa aslinya Vinkan sekarang. Tuhan tuh maha adil, ternyata sikap manis dan perhatian Vinkan selama ini ke Niena cuma sandiwara. Vinkan tega-tegaya ngehianati Niena sahabatnya sendiri. Niena baru percaya kalo sahabat tuh bisa jadi boomerang. Bisa  menusuk dari belakang. Dan Niena baru yakin kalau kata-kata itu nggak basi dan emang benar adanya. Sekarang Niena tahu kalau Vinkan telah nusuk dia dari belakang.
“Ternyata kamu baik banget Vin, kamu tuh perhatian banget sama kucing”
“Makasih yah mau ngejagain kucing-kucingnya Niena” Fedro langsung mengecup kening Vinkan dengan hangat.
“Aku tuh orangnya nggak tegaan Fed, gampang kasihan sama binatang” sahut Vinkan dengan senyum manis di bibirnya. Fedro langsung merangkul Vinkan. Kembali dia mengecup kening Vinkan. Lama mereka bertatapan. Baru saja bibir Vinkan akan menyentuh bibir Fedro namun tiba-tiba Prankkkkkk! Suara benda terjatuh mengagetkan mereka. Fedro buru-buru mengalihkan pandangannya. Begitu juga Vinkan. Gadis itu salah tingkah buru-buru membereskan pecahan Vas Bunga yang hancur berantakan dekat kakinya. Di pojok ruangan Niena melonjak kegirangan.
Malam terus bergulir. Nggak terasa dua jam lamanya Niena mengawasi Fedro dan Vinkan yang tengah asik menikmati malam sambil cekikikan di depan teve. Membuat Niena jadi ngantuk. Namun Vinkan tiba-tiba medorong tubuh Fedro hingga terjatuh ke dari sova. Berdua mereka guling-gulingan di karpet. Niena segera bangkit menghampiri mereka. Tak lama Niena membalikan wajah sambil menutupi kedua belah matanya. Dua langkah di hadapannya bibir Vinkan telah mendarat persis di bibir Fedro. Dan anehnya Fedro nggak keberatan bahkan seakan menikmati hangatnya kecupan Vinkan. Tidakkkkkk! Ini sudah nggak fair! Mereka selingkuh! Tega-teganya mereka melakukan itu di hadapan gue! Niena tak mau lagi melihat wajah mereka berdua. Niena terus melangkah sambil menutup mata.  Nggak ada gunanya Niena trus ngawasin mereka. Hanya bikin Niena sakit hati. Niena langsung melangkah pergi menembus dinding apartemen Vinkan.
 Dua langkah dari bibir puncak apartemen, Niena berdiri mematung. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya. Rambutnya tergerai melayang-layang mengikuti arah hembusan angin. Dari puncak gedung apartemen berlantai empat puluh Niena menatap ke bawah. Jalan raya terlihat kecil dengan lampu kerlap kerlip dibawahnya. Suara-suara terengar memanggil-manggil namanya. Menyuruhnya untuk segera terjun ke bawah. Tinggal sejengkal lagi Niena akan melayang jatuh ke bawah.
Mungkin Vinkan benar, kalau Niena udah nggak perhatian sama Fedro. Dan akhirnya Fedro merasa  Niena sibuk dengan karirnya sendiri. Mungkin benar kalau Niena tiba-tiba menghilang dan ninggalin semua yang dia milik termasuk hati Fedro. Tapi Itu semua nggak benar kalau Niena pengen lupain semuanya. Sampai detik ini Niena pengen  nampak di mata Fedro, Agar Niena bisa ngomong ke Fedro kalo Vinkan berbohong. Vinkan hanya mafaatin keadaan ini Fed! Dia cuma pengen masuk dan merebut  perhatian kamu disaat gue lagi berjuang untuk bisa yakini kamu! Tapi gue nggak berdaya menghadapi kenyataan ini. Garis hidup kita emang udah beda. Gue udah beda dunia dengan kamu! Tapi itu nggak akan mengurangi cinta gue ke kamu. Meski gue sadar kalo gue nggak perlu bertahan untuk mencintaimu. Kalau ternyata ada orang lain yang lebih sayang sama kamu. Yang akan lebih perhatian sama kamu. Gue rela mundur!  Selamat yah Vinkan, karena loe telah berhasil jadi pemenangnya. Sayangi Fedro dan jaga dia baik-baik! Gue janji gak akan ngusik kalian!
Niena memejamkan mata dan melangkah menuju bibir gedung dengan perasaan tenang.
“Hei, jangan lakukan itu!” Sosok cowok ganteng mengenakan tuxedo hitam berteriak ke arah Niena. Namun Niena tak perduli. Tanpa menoleh ke arah cowok bertuxedo Dia terus melompat sampai ke bibir gedung dan hup! Niena langsung melayang jatuh ke bawah dengan sangat cepat. Tubuhnya melayang  seperti sebuah sebuah pesawat jet yang mengalami turbulensi. Niena sampai tak merasakan apa-apa. Terus melayang dan jatuh tepat di atas aspal yang licin. Tak ada suara jeritan atau suara benturan. Niena juga ngak merasa tubuhnya kesakitan saat dia terhempas ke aspal jalanan. Niena buru-buru membuka mata. Menatap sekelilingnya yang nampak biasa-biasa saja seperti tak terjadi sesuatu yang menghebohkan. Tak ada ambulans, tak ada regu penolong, kerumunan orang-orang atau satpam gedung yang berusaha mengamankan situasi saat ada yang bunuh diri. Semuanya kelihatan biasa-biasa saja.
“Came on! Kamu dah bikin aku jantungan” Cowok bertuxedo  sudah ada di belakang Niena. Buru-buru  menghampiri.
“Kamu nggak papa kan?” Tanya cowok bertuxedo itu kuatir. Niena langsung menggeleng.
“Kok gue nggak mati sih” Tanya Niena heran. Pemuda itu langsung angkat bahu dengan mimik lucu saat mendengar ucapan Niena. Percuma ngomong sama cowok tuxedo itu. Bisanya cuma nyengir, angkat bahu ,meringis ampe matanya terbenam. Wkwkwkw. Neina jadi pengen ngakak melihat tingkah cowok aneh itu. Diam-diam Niena mencuri pandang  kea rah cowok bertuxedo itu. Hmmm sekilas wajahnya mirip Siwon personil Suju, boyband dari Korea. Penampilannya lumayan rapih, memakai tuxedo warna hitam layaknya pangeran dari negeri Gingseng yang sering dia lihat di teve kabel.
“Namaku Kim Eun ho!” Cowok cakep itu langsung memperkenalkan diri.
“Kimono?” tanya Neina nggak mudeng.
“K I M  EUN H O,  atau  panggil saja aku Eun Ho!”
Boyband dari mana tuh? Niena masih menerka-nerka. Tunggu! Sekali lagi ditatapnya Eun Ho dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Membuat cowok itu merasa jengah diliatin segitu detailnya sama Niena. Nggak ada yang aneh! Semuanya normal-normal aja kaya cowok lainnya. Kakinya masih napak nggak ngegantung Berarti Eun Ho bukan mahluk halus seperti yang Niena sangka.
“Kamu kok bisa ngeliat aku sih?”
“Emang kenapa?”
“Kita kan beda dunia” sahut Niena kemudian membalikkan tubuh  dan  segera menghindar dari tatapan mata Kim Eun Ho. Niena takut bikin cowok itu kecewa. Namun ekpresi Eun Ho biasa-biasa saja. Nggak kaget dan nggak bikin cowok itu ketakutan. Aneh! Harusnya dia udah ngibrit saat tahu kalau Niena bukan manusia.
“Kita sama Nien!” Eun Ho berusaha menjajari langkah panjang Niena. Gadis itu langsung menghentikan langkahnya.
“Sama apanya? Kamu manusia, aku bukan”
 “Aku juga bukan manusia seperti yang kamu kira. Cuma usia kita beda”
“Aku adalah ruh dari jaman Dinasti Joseon di abad ke 16 di Korea sana” Gubrakk! Niena langsung jatuh terjengkang. Niena rasanya ingin tertawa ngakak. Tipu banget sih nih cowok! Mang Niena  percaya gitu aja sama omongannya? Kagak! Pasti Eun Ho baru pulang dari diskotik dan dia lagi mabuk berat. Jadi ngomongannya rada-rada ngaco.
“Pake ngaku dari korea segala lagi! Trus gue mesti bilang Wow gitu sambil guling-gulingan!”
“What? Tadi kamu bilang apaan barusan?” kedua kening Eun Ho berkerut. “nggak!” jawab Niena singkat langsung ngeloyor pergi.
“Kalo kamu nggak percaya lihat neh!” Cowok itu langsung melangkah mundur beberapa langkah. Eun Ho sudah berdiri di tengah jalan. Dari ujung sana sebuah mobil melaju kencang. Menuju tempat  Eun Ho berdiri sambil memejamkan mata
“Awaaaaaass!” Niena berusaha  menarik tubuh Eun Ho. Namun terlambat mobil itu telah melumat tubuh mereka berdua. Niena langsung memejamkan mata sambil memeluk tubuh Eun Ho dengan erat. Namun tak terjadi sesuatu terhadap diri mereka. Tubuh Eun Ho masih utuh begitu pula tubuh Niena. Mereka  nampak berpelukan erat di tengah jalanan. Bibir keduanya secara tak sengaja bersentuhan. Sentuhan bibir Eun Ho itu membuat Niena terdiam. Ada bayangan masa lalu dimana dia pernah merasakan hangatnya bibir itu. Di tengah hujan lebat, di jalan setapak yang dipenuhi dengan kembang  Mugunghwa, kembang abadi (immortal flower). Memori itu tiba-tiba muncul dalam benak Niena. Sama seperti Eun Ho. Tiba-tiba mata Niena terbelalak. Sadar kalau dia tengah berpelukan dengan cowok asing.
“Aghhhhhh!” Niena buru-buru melepaskan pelukannya dan langsung kabur. Eun Ho segera mengejar Niena.
“Jin Yiiiiiii!” teriak Eun Ho kencang. Bikin Niena makin heran. Eun Ho meneriakkan sebuah nama yang tak asing di kupingnya.
“Jin Yi! Bertahun-tahun aku mencarimu”
“Ratusan tahun aku menantimu. Menunggu sampai kamu datang”
“Baru sekarang aku menemukan mu Jin Yi” Eun Ho bagai hilang ingatan  mendekat perlahan ke arah Niena. Wah nih cowok pasti udah saraf. Kenapa jadi tiba-tiba melankolik gini sih. Pake nyebut-nyebut Jin Yi segala.
“Gue bukan Jin Yi. Gue Niena!” teriak Niena mundur. Namun Eun Ho sudah tak bisa dicegat. Cowok itu bagai kerasukan setan langsung meraih tubuh Niena dan memeluknya erat. Lagi-lagi pelukan hangat itu pernah Niena rasakan. Fedro nggak pernah memeluknya dengan seerat itu. Mengelus pundaknya dan membelai rambutnya seromantis itu. Fedro nggak pernah melakukan hal-hal romantis yang bisa dikenang. Ow, kenapa Niena kali ini nggak merontak. Dia bahkan membiarkan Eun Ho terus memeluk tubuhnya.
“Akhirnya aku menemukan mu Jin Yi!”
“Jangan tinggalkan aku lagi! Aku nggak mau berpisah denganmu” Eun Ho kembali memeluk tubuh Niena erat. Tak terasa tubuhnya melayang ke atas langit. Eun Ho terbang membawanya sampai ke puncak menara di sebuah gedung tinggi. Disana Eun Ho merebahkan tubuh Niena. Berdua mereka berteduh dibawah sinar rembulan. Di tengah rinai hujan perlahan jatuh mengenai kening Niena. Eun Ho berusaha untuk melindunginya dari percikan air hujan dengan telapak tangannya.Kaya di film-film Korea,  romantis banget bikin Niena jadi salah tingkah. Namun Niena menikmatinya. Bahkan dia kini membiarkan seluruh tubuhnya dilumat hujan. Eun Ho tak mau kalah. Dia melebur bersama-sama Niena di tengah derasnya air hujan. Menemani Niena duduk sambil basah-basahan. Berdua mereka tertawa lepas. Bikin Niena lupa kalau sejam yang lalu  dia  terluka sama perlakuan Fedro cowoknya.
Saat malam mulai membisu, dan langit masih nampak gelap tebungkus awan. Tangan Eun Ho dengan hangat menggenggam erat tangan Niena yang tengah menggigil kedinginan. Ada rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya. Kenapa Niena tiba-tiba merasa nyaman di dekat Eun Ho. Rasanya Niena menemukan seorang yang bisa menemaninya disaat dia galau. Cowok itu tak banyak bicara. Matanya terus menatap mata Niena. Namun sorot mata Eun Ho seakan punya seribu makna yang bisa diartikan melebihi dari sekedar kata-kata. Bikin cewek itu salah tingkah. Tuhan, sorot mata itu telah melelehkan semua kebekuan hatinya. Dan Niena tak mampu untuk menepis getar getar aneh yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya.
“Nggak, jangan Eun Ho!”
“Loe bukan siapa-siapa gue!” Niena segera beranjak mendorong tubuh Eun Ho kencang.
“Gue nggak kenal Loe! Tiba-tiba loe datang dan coba mengusik gue!”
“Gue udah punya cowok Eun, Sorri!” Sahut Niena geleng kepala. Ada segurat kekecewaan dalam diri Eun Ho.
“Aku nggak perduli, kamu punya siapa!”
“Aku tetap Eun Ho yang api cintanya takkan pernah padam”
“Sampai kapanpun kukan menunggu, meski beratus-ratusan tahun lamanya” Kata Eun Ho cuek.
Aneh! Kenapa hati Niena berkata lain. Disaat dia menolak cowok itu, kata hati Niena langsung protes. Kenapa tak ada lagi yang berpihak dengan dirinya. Kata hatinya yang selama ini jujur dan berada di pihaknya sekarang justru berbalik menyerangnya. Niena makin galau. Siapa sebenarnya Eun Ho? Kenapa dia tiba-tiba datang disaat Niena mencoba melupakan kepedihan hatinya. Niena takut mengulang kesalahan dua kali. Saat ini dia nggak ingin bermain perasaan. Karena perasaan Niena udah hampa. Niena bahkan nggak berani untuk bangkit. Niena nggak akan pernah membiarkan Eun Ho masuk dan merebut hatinya. Cukup satu cowok yang bikin Niena sakit hati.
Beberapa ratus meter dari bumi, di K-World tepatnya studio K-Teve tengah berlangsung acara Satu Jam bersama Kunti Dendong. Semua pocong yang ikutan nontong hanya bisa manyun dan manggut-manggut di depan teve masing-masing. Para pocong itu sebenarnya dah boring banget ngeliatin Kunti Dendong sejak tiga jam yang lalu. Nggak ada remote, nggak ada chanel lain dan nggak ada stasiun te-ve lain yang bisa di tonton.  Kayaknya para pocong itu benar-benar dipaksa untuk nonton acaranya Kunti Dendong. Saat ini Kunti Dendong siap-siap siaran. Di bantu Akram sebagai asistannya dan Mak Lampir sebagai bintang tamunya membuat para pocong jadi makin bĂȘte. Pengen rasanya ninggalin teve tapi meraka mau nonton apa? Wong chanelnya cuma atu-atunya. Lagian mereka dah pada mengkeret gara-gara diancam sama Mak Lampir. Kalau ada yang coba-coba ninggalin teve dan nggak nonton saat Mak Lampir Show, pocong-pocong itu akan di sihir jadi batu nisan. Ikh! Mending nggak milih dua-duanya.
Akhirnya dengan berat hati pocong-pocong itu duduk dengan manis di depan teve meski terantuk-antuk menahan kantuk. Malam makin merebak. Wewangian aroma melati dan kamboja semriwing ke seluruh studio K-Teve. Para Kru yang sebagian para pocong creative itu dengan setia mengarahkan Kunti Dendong dan Akram untuk segera siaran. Begitu para kru ngasih aba-aba dengan nimpuk pake batu nisan, Kunti Dendong dan Akram langsung cuap-cuap.
“Hai hai, Eike nongol lagi hihhihihi. Eike nggak sendiri bow. Biar Jeij-Jeij nggak bosan sama Eike, Eike ditemani Akram pocong kuper sama bintang tamu yang udah nggak muda lagi Mak Lampir!” Kunti Dendong langsung mempersilahkan Mak Lampir duduk di batu nisan yang sudah disediakan.
“Eike dengar katanya emak lagi latian goyang, bisa diceritakan nggak goyang apa tuh mak. Hmmm Eike jadi ingat digoyang sama genderuwo hehehehe” Kunti Dendong terus cuap-cuap ampe Mak Lampir nggak bisa ngomong. Dia cuma bisa senyam-senyum kayak orang sembelit.
“Trus, katanya Mak juga lagi hapalin lagu apa tuh?” Giliran Akram yang bertanya.
“Iwa Peyek…hihihihi” Srobot Kunti Dendong
“Woi kapan ngomongnya kalo kamu nyerocos terus!” Mak Lampir langsung merauk bibir Kunti Dendong yang emang pas lagi monyong.
“Judulnya aja satu jam bersama KD, wajar dong kalo Eike yang banyak ngomong” Kunti Dendong langsung cemberut. Dia langsung mencolek Akram untuk ngadepin Mak Lampir.
“Iya aku tuh dah bisa goyang apa tuh G-Gam”
“Gamalama?” Srobot akram cepat
“Hihihi Mba Dorce dong Gamalama!”Kunti Dendong langsung ngikik. Namun Mak Lampir nggak berkecil hati. Meskipun hostnya super jail dan pada gokil, Dia tetap semangat walau jambulnya dah mengkeret gara-gara kelamaan kena lampu sorot. Dan Mak Lampir tanpa malu-malu langsung memperagakan goyangan mautnya, goyang Gangnam Style. Sambil cuap-cuap pake bahasa Korea.

Naneun sanai
Najeneun neomankeum ttasaroun geureon sanai
Keopi sikgido jeone wonsyat ttaerineun sanai
Bami omyeon simjangi teojyeobeorineun sanai
Geureon sanai

“geula ciinnnn, ampe hapal getho!” Kunti Dendong langsung menepok pipi akram.
“Siapa dulu dong Ni…….” Mata Akram langsung jelalatan ke seluruh pojok studio K-Teve
“Akhhhhhhhhh Niena?” Jerit Akram langsung melompat dari duduknya.
“Niena kemana?” Mata Akram langsung nyari-nyari Niena keseluruh penjuru ruangan. Semua tempat dicariin, Di sudut studio, di kamar kecil studio, dalam teko dan gelas, di dalam kamera, sampai di saku baju para kru K-Teve. Namun Niena nggak juga ketemu.
“Oh em Ji, Niena Ilangggggg” Jerit Kunti Dendong langsung lemas. Buru-buru dia mengangkat roknya dan menarik tangan Akram untuk pergi dari situ. Para Kru yang ngeliat Kunti Dendong ngeloyor pergi, langsung kompak ikut-ikutan  berbenah dan segera ngibrit ninggalin Mak Lampir seorang diri yang masih asik cuap-cuap nyanyiin lagu Gangnam Style. Mak Lampir nggak sadar kalau dia tuh udah nggak ditemani siapa-siapa.
                        Oppaaaaaaa, Gangnam Style!
Satu jam lamanya Mak Lampir bergoyang, sampai dia kecapean baru ngeh kalau studio sudah kosong dan pocong-pocong itu sudah  ngilang entah kemana. Mak Lampir langsung menjerit kencang.
“Opppaaaaah, kok sepi yah?” Para pocong yang tadinya molor di depan teve, buru-buru melompat langsung pasang muka serius. Teriakan Mak Lampir membangunkan semua warga K-World yang lagi istirahat.
” Arhhhhhhh, kok aku dicuekiiiiiinnnnnn!”
“Alamak…..! ketauan deh kita nyuekin ” Para Pocong itu langsung saling tatap dengan wajah lemas campur cemas. Mereka langsung  kompak pipis di celana.

Kunti Dendong berjalan dengan langkah panjang, asik nenteng slopya kayak bawa teko. Di belakangnya Akram sesekali memeriksa semak belukar kali-kali aja Niena disekap Setan Alas.
“Duh kemana yah  Niena! hari gene kok belum pulang” Kunti Dendong mulai cemas sambil meremas-remas ujung gaunnya. Di belakangnya Akram masih asik meriksa seluruh jalanan yang mereka lewati, persis kaya tim Gegana yang lagi ngendus bom.
“kamu jangan dibelakang terus dong, nape sih sibuk sendiri, eike tuh sedih!” Kunti Dendong mulai kesal gara-gara curhatnya nggak diperhatiin. Akram langsung melompat ke hadapan Kunti Dendong.
“Gue tau, Niena pasti ada di bumi nyari-nyari Fedro” Wajah Akram berbinar terang. Tanpa mikir panjang lagi Kunti Dendong langsung membopong tubuh Akram kemudian hilang di balik pohon pisang. Clink!


Bersambung